Valentine In Sragen

Kututurkan mengenai dirimu ke empat penjuru mata angin, Mawarku terkasih.
Lalu kau bertanya: bisakah diriku datang?
Oh, tentu..  Dengan senang hati aku lakukan
Melewati Solo, Palur, lalu belok ke Sragen
Ah, senangnya bisa berjumpa dirimu…

.

Gila kali ya. Bujang Lapuk kayak saya kok punya kekasih?
Pakai janjian ketemu hari Valentine lagi..

Tapi 14 Februari kemarin saya memang bener-bener dipanggil ke Sragen. Yang memanggil adalah HRD PT TPS, produsen Gulas & mie telor itu.

Sudah tahu kan, saya sekarang masih dalam tahap melepas status Job Seeker yang sudah beberapa waktu ini saya sandang 🙂 . Sebenarnya nggak ada yang salah dengan status job seeker. Karena setiap wisudawan pasti melalui tahapan ini. Cuma masalahnya, bagaimana supaya masa penantian sebelum kerja itu tidak terbuang percuma. Tidak boleh nganggur total. Harus diisi dengan kegiatan bernilai tambah. Bukan sekadar kegiatan positif loh, tapi bernilai tambah (value-added). Misalkan saja, saya mengambil beberapa sertifikasi untuk ditambahkan ke CV.

ID Card yang menjelaskan siapa kita

Heran juga kok di TPS nggak dikasih ID card sebagai Visitor aja ya. Ternyata pencari kerjapun ada ID cardnya khusus. Agak malu juga nih mondar-mandir di kantor TPS pakai ID itu.

Saya melamar posisi Manufacturing Leader Trainee.
Dikenal juga dengan sebutan LT (Leader Trainee). Ini adalah program pendidikan buat Industrial Engineer & beberapa insinyur jurusan lain untuk menangani rangkaian proses manufaktur mulai dari production planning sampai pelaksanaan produksi di shop floor. Career path yang bakal dijalani lewat program ini adalah pertama-tama menjadi LT. Kemudian naik menjadi Management Trainee (MT). MT ini lebih bergengsi dilihat dari level & salary-nya. Kemudian naik lagi menjadi Manufacturing Leader (bukan Trainee lagi alias jadi Kepala Regu Produksi). Kalau prestasinya bagus & naik terus nanti bisa sampai menjadi Factory Manager.

Saya & pelamar lain ada delapan orang yang dipanggil. Bersaing sama anak Atma Jaya, UGM, & UII. Hari itu kami dijadwalkan mengikuti dua jenis tes dari lima tes total yang ada yaitu:

– Tes psikologi
– Interview HRD
– Focus Group Discussion (FGD)
– Interview User
– Medical Test

Jam 9.00-13.15
TES PSIKOLOGI
Psikotesnya kayak marathon. Lama sekali nggak terasa sudah siang. Plus ada IQ test pula. Yang bikin jengkel, saya latah terus waktu Tes Pauli. Tes ini kan mengharuskan kita membuat garis di kertas raksasanya setiap selang beberapa menit, & ibu pemandu tes ini sangar betul kasih aba-abanya: mukul meja pakai spidol sambil teriak keras “Garis!”.
Mungkin karena kami cuma berdelapan, suasana lengang banget, & ruangannya besar. Saya sedang dalam konsentrasi penuh jadi wajar kan kalau terkaget-kaget.
Buyarlah jadinya konsentrasi semua orang karena ruangan itu diwarnai sahut-sahutan

“Garis!”- “Eh, kaget!”…
“Garis!” – “Eh, kaget!”…

Sampai dikira saya menderita penyakit sama ibu HRD nya “Mas, punya penyakit jantung ya?”

Jam 14.00-15.30
INTERVIEW HRD
Sepenuhnya mengupas karakter pribadi & sedikit tanya jawab tentang perusahaan. Jam terbang interview saya masih sedikit. Tapi menunggu giliran wawancara lumayan lama waktunya. Jadi saya punya cukup waktu untuk me-rehearse supaya benar-benar siap. Profil perusahaan juga sudah saya pahami sehingga interviewnya berjalan mulus & lancar. Kembali, saya berusaha menghubung-hubungkan modeling & simulation skill yang saya punya untuk mendukung produksi di perusahaan. Saya dinyatakan lulus & diminta bersiap untuk FGD yang diadakan 2-3 minggu ke depannya.

Jam 17.30
Saya berangkat pulang setelah mampir ke tempat teman kuliah yang kos di Kebak Kramat, daerah Palur. Jalan raya Palur ini luar biasa rame oleh lalu-lalang truk tronton tujuan luar kota. Di samping sepanjang pinggir jalan kanan-kiri yang ada cuma pabrik industri. Tiger merah saya sih nggak ada masalah melibas truknya satu-persatu. Tapi ngeri sekali waktu motor kita dipepet truk yang supirnya ugal-ugalan.

Jam 18.00
Pas maghrib datang, saya belum juga masuk Solo. Tiba-tiba hujan turun deras sekali. Jadi saya berhenti menepi. Berteduh di gubuk pinggir jalan yang dipakai jualan kalau siang.

Sambil berharap-harap hujan segera reda, saya menunggu..

…

Gelap…

..

Dingin…

..

Kesepian…

…..

Sementara di belahan lain Solo, muda-mudi sibuk menyiapkan diri. Mereka ada janji. Ketemu malam ini. Rumah makan & tempat-tempat hang out mulai menggeliat naik ritmenya. Cahaya lampunya makin terang. Makin ramai. Seiring berdatangannya orang-orang berpacaran & berkasih-kasihan…

Oh Valentine…
Tapi hujan masih juga turun dengan derasnya…..